Sudah menjadi opini dimana-mana bahwa bekas penggunaan kemasan plastik dapat berdampak negatif pada lingkungan. Namun hingga saat ini penggunaan plastik untuk dijadikan kemasan memang lebih praktis dan murah dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya. Plastik juga merupakan bahan yang mudah dibentuk menjadi apa saja.

Upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sebenarnya sudah dilakukan. Di sebagian tempat, bagi konsumen yang berbelanja disarankan untuk membawa tas belanja masing-masing. Bahkan sudah ada daerah yang sama sekali tidak lagi menyediakan tas plastik. Namun apakah solusi ini dapat membuahkan hasil berupa pengurangan dampak negatif plastik di tengah lingkungan kita?

Dari Mana Plastik Berasal?

Setelah di masa lampau manusia menggunakan kemasan alami seperti daun, kulit dan yang sejenisnya, manusia kemudian mulai beralih kepada penggunaan kemasan plastik. Hal ini bisa jadi oleh karena kemasan alami tidak layak digunakan untuk hal-hal tertentu misalnya makanan atau benda tertentu sehingga beralih untuk menggunakan kemasan plastik. Namun dari mana asal kemasan plastik?

Plastik berasal dari minyak yang dipanaskan kemudian menjadi padat dalam bentuk molekul polymer thermo-plastic. Awalnya hanya digunakan untuk keperluan industri saja. Namun saat ini penggunaan plastik sudah sangat luas merambah ke berbagai sektor massa.

Sebenarnya tidak ada yang salah dalam penggunaan kemasannya. Karena sebagai kemasan memang plastik terbukti cukup kuat, praktis dan murah. Namun yang menjadi masalah adalah sampah plastik yaitu sisa penggunaan plastik salah satunya berasal dari kemasan yang telah selesai digunakan. Seperti apa masalahnya?

Kantong Plastik, sumber Bersama Naga
Kantong Plastik, sumber Bersama Naga

Berapa Lama Plastik Dapat Hilang Terurai?

Dampak sampah plastik pada lingkungan sudah diketahui dan dibahas di berbagai tempat. Bukan hanya kalangan ilmuwan saja, namun masyarakat biasa yang menjadi aktivis lingkunganpun juga sudah beropini dimana-mana untuk memberikan penjelasan terkait dampak sampah plastik ini. Sampah plastik kebanyakan berasal dari kemasan plastik, meskipun terdapat pula sumber lainnya.

Kemasan plastik apabila tidak lagi digunakan kemudian dibuang ternyata sulit hilang teruari. Tidak sebagaimana kemasan kertas dan kemasan alami yang dapat hilang setelah diolah sebagai sampah. Bahkan ada yang menyatakan butuh waktu ribuan tahun untuk mengurai sampah plastik hingga akhirnya dapat hilang.

Namun bisa dibayangkan, sudahlah membutuhkan waktu yang lama untuk mengurai atau menghilangkannya, setiap tahunnya penggunaan plastik terus bertambah. Tentu saja dampak negatif yang terjadi akibat sampah plastik juga akan terus ada. Mengapa plastik sulit terurai bahkan hilang?

Menurut geokimiawan organik dari Stanford University, Kenneth Peters, alam tidak memiliki organisme atau makhluk hidup yang membutuhkan plastik, sehingga tidak ada organisme di muka bumi yang dipersiapkan untuk menangani masalah plastik. Tidak sebagaimana bahan alami yang nantinya akan terurai baik karena dikonsumsi hewan atau bakteri maupun dengan cara lainnya.

Akibatnya untuk dapat menghilangkan plastik diperlukan cara tersendiri untuk menghilangkannya. Jika tidak ada cara, maka menunggun plastik terurai dengan sendirinya akan memakan waktu yang sangat lama sekali. Apakah sudah ada cara untuk menghilangkan plastik dari lingkungan?

Sampah Plastik, sumber NU Online
Sampah Plastik, sumber NU Online

Ternyata jawabannya belum ada. Yang ada hanya sekedar bagaimana mendaur ulang plastik untuk digunakan kembali agar komposisi plastik di bumi tidak terus bertambah. Sedangkan jika ada yang membakar plastik agar musnah, masalah polusi udara akan menjadi problem lanjutannya.

Jenis Kemasan Plastik

Plastik yang digunakan sebagai kemasan ternyata ada beberapa jenisnya. Hal ini bisa Anda ketahui dari keterangan yang ada pada masing-masing kemasan yang Anda lihat. Ketahui beberapa jenis kemasan plastik berikut ini untuk mengurangi dampaknya.

1. PET

Plastik PET sering juga disebut dengan polyethylene terephthalate. Apabila Anda sering melihat tampilan kemasan dengan bentuk segitiga yang tertulis nomor 1, maka bisa dipastikan kemasan plastik tersebut menggunakan plastik jenis PET.

Ciri dari plastik ini adalah daya tahannya yang kuat dan warnanya jernih juga mudah lunak jika terkena panas di atas 80 derajat celcius. Ketika itu terjadi Anda tidak bisa menggunakannya lagi. Sebab bahan kimia yang ada di dalamnya mulai bermigrasi ke makanan atau minuman yang Anda masukkan di dalamnya.

2. PVC

Di tanah air, kemasan plastik satu ini sering digunakan untuk jenis makanan ringan seperti gorengan atau makanan berat seperti nasi goring dan nasi uduk. Umumnya, plastik jenis ini dijual dalam bentuk gulungan.

Tapi, Anda perlu berhati-hati saat menggunakan jenis plastik ini, sebab jika kemasannya bersentuhan langsung dengan panas yang tinggi, asam asam atau minyak, maka bahan yang terkandung di dalamnya menjadi berbahaya. Biasanya kemasan plastik ini menggunakan tanda segitiga bernomor 3.

Plastik HDPE, sumber Naga Kreasi
Plastik HDPE, sumber Naga Kreasi

3. HDPE

Kemasan jenis HDPE ini memiliki lambang segitiga bernomor 2. Plastik jenis ini biasanya semi fleksibel dengan tampilan warna yang sedikit buram. Karena daya tahannya terhadap kelembapan dan bahan kimia, plastik ini sering digunakan untuk pengemasan olahan susu.

4. LDPE

Apabila Anda kerap kali melihat sayur atau buah atau jenis makanan lain seperti makan ringan yang belum diolah di supermarket, biasanya jenis plastik yang digunakan untuk membungkus produk tersebut adalah jenis plastik LDPE.

Plastik jenis ini diberi tanda dengan segitiga bernomor 4. Tampilan dari kemasan plastik LDPE berwarna jernih namun tidak tembus cahaya. Selain itu, kemasan ini sifatnya fleksibel dan juga tahan air.

Itu dia ulasan seputar kemasan plastik serta dampak plastik pada lingkungan. Semoga dengan informasi ini kita dapat dengan bijak menggunakan berbagai hal, salah satunya plastik, untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan.