Kemasan kaleng adalah jenis kemasan yang sering sekali jumpai pada banyak produk yang beredar dipasaran seperti produk olahan sarden, manisan, susu dan banyak lagi produk lainnya. Semua produk tersebut memang sangat umum dibungkus dengan kemasan kaleng.

Di musim pandemi seperti yang kita rasakan sekarang ini, semua produk olahan yang dikemas dengan sebuah kemasan yang baik menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi masyarakat. Hal tersebut relevan dengan himbauan dan ketentuan pemerintah untuk tetap stay at home. Kerja, belajar bahkan belanja.

Meskipun tetap di rumah, sebagai produsen, Anda tetap bisa melayani dan menjangkau konsumen dengan menyajikan produk yang sudah terkemas. Mengubah produk menjadi produk instan menjadi sebuah tren baru selama masa pandemi. Produk instan ini merupakan cara terbaik yang bisa produsen lakukan untuk tetap memasarkan produk yang dimiliki.

Jajanan, baik berupa makanan maupun minuman yang telah dikemas dan beredar ada banyak sekali. Salah satu contoh produk makanan terkemas yang sudah ada sejak pandemi sampai saat ini adalah kornet kaleng.

Kornet kaleng adalah olahan daging sapi yang melalui proses pengawetan menggunakan air garam kemudian setelahnya direbus. Pada umumnya, kornet kaleng memang terkemas menggunakan kemasan kaleng dengan berbagai varian rasa dan ukuran.

Kemasan kaleng adalah jenis kemasan yang sering sekali jumpai pada banyak produk yang beredar dipasaran seperti produk olahan sarden, manisan, susu dan banyak lagi produk lainnya. Semua produk tersebut memang sangat umum dibungkus dengan kemasan kaleng.
Tampilan kemasan kaleng juice buah, sumber: pixabay.com

Apa Itu Kemasan Kaleng?

Kemasan kaleng adalah jenis kemasan yang terbuat dari material logam aluminium ataupun logan dari plat timah. Kedua jenis material kemasan kaleng tersebut mempunyai spesifikasi penggunaan dan pemakaian pada produk yang berbeda.

Kemasan kaleng yang dibuat dari logam aluminium biasanya akan dicampur dengan bahan plastik tertentu. Kekurangan dari kaleng yang menggunakan material logam aluminium adalah bisa membuat kemasan mudah terkena korosi. Hal itu tentu musuh terbesar bagi para produsen.

Penggunaan dari kemasan dari bahan ini biasanya untuk industri minuman. Untuk kemasan dari material plat timah biasanya untuk berbagai jenis produk makanan atau tutup botol. Kadar penggunaan timah pada kemasan beragam, disesuaikan dengan berat kemasan secara keseluruhan.

Jenis kemasan ini umumnya mempunyai tiga varian ukuran. Ukuran pertama, round can. Ukuran ini menjadi kemasan yang sangat umum kita lihat sebab digunakan oleh banyak produsen untuk produk minuman bersoda dan sejenisnya.

Kedua, rectangular can. Ukuran ini memiliki bentuk persegi yang penggunaannya untuk mengemas produk dagin seperti kornet dan berbagai jenis makanan instan lainnya. Ukuran ketiga, aerosol can, yang penggunaannya kerap kita temukan pada produk pengharum ruangan atau pembasmi serangga.

Amankah Kemasan Kaleng?

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kesaman kaleng ini menggunakan bahan logam yang sebenarnya tidak boleh secara langsung mengenai produk konsumsi karena akan menghailkan racun.

Hal itu disebabkan oleh sangat mudahnya bahan kaleng bereaksi dengan asam. Jadi, ketiak produk Anda memiliki tingkat keasaman yang tinggi, hal tersebut bisa membuat logam pada kemasan larut.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, kesaman kaleng ini menggunakan bahan logam yang sebenarnya tidak boleh secara langsung mengenai produk konsumsi karena akan menghailkan racun.
Kemasan kaleng untuk produk daging, sumber: pixabay.com

Apabila produk berada dalam kemasan kaleng dalam waktu yang lama, maka akan semakin banyak pula logam yang larut. Di sisi lain, tingkat korosif kaleng yang mudah terpicu dengan banyak hal, menjadikan produk akan semakin rentan dan berbahaya untuk dikonsumsi.

Efeknya adalah, produk Anda tidak bisa terjaga dengan maksimal karena material kemasan justru membuatnya terkontaminasi. Apabila seperti itu terus, potensi produk tidak memiliki daya tahan penyimpan, membuat produk Anda tidak layak dijual lagi dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Selain itu, ada juga kerusakan lain yang sering juga terjadi pada produk yang menggunakan kemasan kaleng, misalnya hydrogen swell. Kerusakan ini adalah kerusakan yang terjadi karena tekanan hydrogen dari reaksi keasaman para produk makanan meningkat, sementara bagian dalam tidak dilapisi dengan sempurna.

Umumnya kondisi ini akan Anda temui pada produk buah kaleng, seperti ceri, rasberi, plum dan beberapa produk buah kaleng lainnya. Selain pada produk buah kaleng, kondisi seperti di atas juga diketahui terjadi pada produk sarden kaleng.

Kemasan produk yang berkarat merupakan sebuah masalah yang pasti akan ada pada produk kalengan. Pada waktu dan kondisi tertentu, kemasan ini akan mengalami korosi jika terkena air, nitrat, sulfur atau berhadapan dengan suhu yang bisa memicu karat pada kemasan kaleng.

Apabila kemasan kaleng mulai berkarat sampai berbentuk lubang, hal itu akan berakibat pada menurunnya kualitas produk. Kemasan ini sangat banyak kita jumpai, akan tetapi penggunaannya untuk dijadikan sebagai wadah produk untuk jangka panjang sepertinya perlu Anda pertimbangkan dengan baik.

Apa Solusinya?

Sekarang ini kemasan kaleng yang terbuat dari campuran logam dan material lainnya merupakan salah satu dari banyaknya jenis bahan yang digunakan dalam industri kemasan. Produk instan yang terbuat dari daging, sebenarnya mempunyai beberapa alternatif bahan kemasan lain yang juga bagus. Sebut saja kemasan plastik fleksibel.

Penggunaan plastik jenis fleksibel untuk produk daging sebanarnya sudak sangat banyak dipasaran sekarang ini. Bahkan beberapa merk besar memasarkan produk daging dalam kelengnya dengan kemasan plastik sachet.

Sekarang ini kemasan kaleng yang terbuat dari campuran logam dan material lainnya merupakan salah satu dari banyaknya jenis bahan yang digunakan dalam industri kemasan. Produk instan yang terbuat dari daging, sebenarnya mempunyai beberapa alternatif bahan kemasan lain yang juga bagus. Sebut saja kemasan plastik fleksibel.
Kemasan plastik standing pouch, sumber: pixabay.com

Jenis kemasan sachet ini memang bisa menjadi pilihan lain untuk konsumen. Harapannya, mereka bisa memilih produk sesuai dengan kebutuhan dengan adanya keberagaman jenis kemasan. Mengemas produk daging dengan bahan plastik campuran aluminium kadar tertentu bisa menjaga kualitas produk.

Berbeda dengan bahan kaleng yang mudah berkarat, bahkan ketika hanya terkena air, kemasan plastik tidak akan berkarat dan tetap aman meskipun terendam air sekalipun. Baik bahan kaleng maupun plastik fleksibel bahan aluminium sama dalam hal protektif pada sinar matahari.

Karakteristik kemasan bahan plastik sachet yang sangat ringan, memungkinkan bagi Anda untuk mengirimkan produk daging tersebut ke berbagai daerah di Indonesia dengan ongkos pengirimannya sangat bersahabat.

Kemasan sachet sekarang ini juga, mudah Anda tambahkan desain yang menarik. Desain kemasan daging akan membuat kemasan terkedang menarik dan bisa dengan mudah dikenali oleh konsumen. Selain itu, Anda juga bisa membuat informasi pada kemasan produk dengan lengkap.

Informasi tersebut antara lain terkait gizi, saran penyajian, waktu produksi, lokasi produksi, waktu expayet. Semua informasi tersebut seharusnya ada pada setiap kemasan produk daging, agar konsumen tertarik dengan produk Anda. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi Anda semua.